Anindya Putri Salsabila Santri MBS Muhiba Yogyakarta Mewakili D.I.Yogyakarta dalam Forum Pelajar Indonesia

Untuk memperingati 100 tahun kemerdekaan, bangsa Indonesia merayakannya melalui visi besar Indonesia Emas 2045 dengan kemajuan di berbagai sektor, baik ekonomi, pendidikan, teknologi, maupun sosial budaya. Demi merealisasikan cita-cita ini, peran santri  sebagai bagian integral dari masyarakat tidak dapat diabaikan. Generasi muda yang mengenyam pendidikan di pesantren memiliki potensi besar untuk pembangunan bangsa. Begitupun para santri dan santriwati di MBS Muhiba Yogyakarta, mereka dididik dan dibina untuk menyelaraskan antara pengetahuan dan karakter sehingga siap menjadi agent of change yang berwawasan luas dan berintegritas berdasarkan nilai-nilai islam.

Salah satu santriwati MBS Muhiba Yogyakarta terpilih untuk  berpartisipasi dalam “Forum Pelajar Indonesia”, kegiatan berskala nasional yang diselenggarakan di Jakarta pada 29 Juli sampai dengan 4 Agustus 2024.

Saya dan teman-teman delegasi DIY lainnya sepakat untuk berangkat menuju Jakarta pada Senin, 29 Juli 2024. Selepas sholat isya saya berangkat menuju stasiun keberangkatan, Stasiun Lempuyangan ditemani asatidz dan asatidzah. Dibutuhkan waktu selama 7 jam perjalanan, kami pun tiba di Stasiun Jatinegara pada pukul 6 pagi.

Sesampainya di Graha Wisata TMII­, kami diarahkan ke meja registrasi untuk penyerahan berkas juga pengambilan souvenir seperti string bag, pulpen, dan buku. Agenda pertama pada siang hari itu adalah orientasi Forum Pelajar Indonesia ke-13 juga organisasi yang menyelenggarakannya, yaitu Indonesia Student and Youth Forum (ISYF). Forum Pelajar Indonesia atau biasa disebut FOR merupakan agenda tahunan ISYF yang melibatkan 200 pelajar tingkat SMA/SMK/MA dari seluruh Indonesia yang memiliki kapasitas dan integritas. Forum ini membuka ruang bagi pelajar untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman antar sesama, serta bertemu dengan para pemangku kebijakan untuk menyampaikan aspirasi yang mendukung kemajuan pelajar di Indonesia. FOR ke-13 pada tahun ini menggagas tema “Bersatu, Berdaya, Berkarya!” dengan  harapan bisa memupuk rasa persatuan di antara para pelajar, menguatkan daya saing, serta mendorong mereka untuk terus berkarya dan memberikan kontribusi positif bagi Indonesia.

Sesi berikutnya diisi oleh master trainer dari Peace Generation, organisasi non pemerintah yang berfokus pada isu keberagaman dan perdamaian. Materi yang dipaparkan oleh speaker adalah Aku Bangga Jadi Diri Sendiri, No Curiga No Prasangka, Konflik Bikin Kamu Makin Epic, serta Mengakui Kesalahan Gak Pelit Memaafkan. Acara berlangsung dengan seru dan menyenangkan karena materi dibawakan dengan gaya bercerita juga diselipi lelucon yang mengundang gelak tawa. Acara selesai saat adzan maghrib berkumandang, salah satu pelajaran yang saya ambil adalah kita harus memaafkan dan berdamai dengan diri sendiri terlebih dahulu, baru kita akan bisa berdamai dengan orang lain.

Jam 8 malam kita diminta untuk berkumpul kembali di aula untuk melaksanakan kegiatan yang menjadi pilar dalam FOR ini, yaitu Forum Group Discussion (FGD). Awalnya, kami diminta untuk mengisi google form dari barcode yang telah kami pindai. Selepas menekan tombol submit, saya mendapat perintah untuk menirukan gaya katak yang ternyata itu adalah panduan dalam pembagian kelompok FGD. Tidak sampai disitu, karena kelompok “katak” adalah kelompok yang besar, saya pun diminta untuk memilih salah satu kertas yang berisikan nomor, ternyata saya mendapatkan kelompok katak-6 yang membahas tentang isu kesehatan.  Terdapat 4 kelompok lainnya yang akan membahas isu pendidikan, lingkungan, ekonomi dan entrepreneurship, serta sosial-budaya dan politik. Agenda dalam FGD pertama usai di pembagian kelompok, acara pada hari itu ditutup dengan menonton bersama video recap day 1 yang dibuat oleh panitia.

Day 2

Jam 6 pagi, seluruh peserta diwajibkan sudah siap dalam bis yang akan berangkat menuju Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk pembukaan Forum Pelajar Indonesia ke-13. Rangkaian kegiatan dibuka secara langsung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno di Balairung Soesilo Soedarman. Bapak Sandi memberikan  sambutan yang berisi apreasiasi atas penyelenggaraan FOR yang ke-13 serta memberikan ucapan selamat kepada para pelajar yang terpilih. Setelah menyampaikan sambutan, bapak Sandi membuka secara seremonial rangkaian kegiatan Forum Pelajar Indonesia ke-13 dengan memukul gong yang menjadi pertanda berlangsungnya acara ini.  Selain itu, Borcess Ashokal Hajar (BOASH) Art juga turut meramaikan acara dengan menampilkan tari daerah.

Sehabis makan siang, kami diminta bergegas menuju destinasi kedua kami, Kementerian Pertahanan. Sebelum memasuki Kawasan kementerian, kami diminta untuk melakukan baris berbaris terlebih dahulu yang dikomandoi oleh staff kementerian. Saya antusias sekali mendapatkan pelatihan tentang bela negara karena  saya tertarik akan strategi pertahanan di Indonesia. Harapannya, materi bela negara yang sudah disampaikan oleh bapak Kolonel Inf. Adang dapat diimplementasikan dan berdampak positif bagi kami kedepannya.

Meski matahari akan menghilang di bawah garis cakrawala, semangat kami masih membara untuk mengunjungi Komisi Pemberantasan Korupsi. Disana kami disambut oleh Ketua KPK, Nawawi Pomolango beserta Nurul Ghufron selaku Wakil Ketua KPK. “Youth Against Corruption” adalah tema materi yang disampaikan sore hari itu. Saya dan seluruh teman-teman peserta FOR konsen terkait isu Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) yang terjadi di Negeri ini. Sebagai remaja yang ingin turut andil menjadi generasi anti korupsi, saya pun menyampaikan pertanyaan kepada bapak Nawawi terkait kontribusi yang dapat kami lakukan sebagai pelajar untuk memberantas kasus korupsi di Indonesia.

Day 3

Pada hari ketiga ISYF menyelenggarakan “Parliament Visit” ke Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai bagian dari rangkaian kegiatan FOR ke-13. Sebelum masuk, kami hanya diperbolehkan membawa pulpen, buku, dan hp demi kemudahan cek keamanan diri juga barang. Lalu kami berjalan menuju Ruang Sidang Nusantara V, tapi sebelum kesana kami menyempatkan diri untuk berfoto di Gedung Nusantara atau kerap disebut Gedung Kura-Kura. Disana, bapak Hidayat Nur Wahid selaku Wakil Ketua MPR menceritakan kembali sejarah tentang perjuangan para pemuda Indonesia dalam merumuskan cita-cita Indonesia merdeka. Fakta yang membuat saya kagum adalah bapak Hidayat merupakan santri lulusan Pondok Modern Darussalam Gontor, sehingga tidak hanya mampu berpikir kritis, beliau juga dapat memecahkan masalah kenegaraan dengan perspektif Islam sesuai Al-Qur’an dan hadits.

Setelah berkutat di Gedung para wakil rakyat, tujuan kami selanjutnya adalah mall pasific place. Disana kami menuju Pusat Kebudayaan Amerika di Kedutaan Besar Amerika Serikat, yang biasa disebut @america. Ini adalah satu-satunya kegiatan yang full memakai Bahasa Inggris. Acara pertama adalah Meet the CEO bersama Presiden Exxonmobil Indonesia, Carole J. Gall. Beliau menceritakan tentang perjalanan karirnya sejak 29 tahun lalu di Indonesia, sehingga beliau dapat menyisipi sedikit Bahasa Indonesia sebagai ungkapan. Pendidikan yang baik mampu membuat seseorang mencapai cita-citanya, itulah yang ibu Carole percayai. Acara selanjutnya diisi oleh kak Apri dan kak Kenny yang merupakan alumni Forum Pelajar Indonesia ke-4. Sekarang ini kak Apri sedang menempuh Pendidikan magister di New York, sedangkan kak Kenny bekerja di google yang merupakan perusahaan teknologi terbesar di dunia. Menurut mereka, FOR adalah kesempatan emas yang hanya sekali dalam seumur hidup, karena itulah kami dihimbau untuk mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dengan maksimal. “Semangatnya dijaga dan disebarkan ke orang-orang yang nggak lolos disini,” ucap kak Kenny. Acara di @america selesai sampai waktu jam 7 malam, selepas itu kami pergi meninggalkan Mall Pasific Place dan menuju ke Graha Wisata TMII untuk beristirahat.

Day 4

FOR ke-13 mengangkat beberapa isu krusial guna mendukung visi Indonesia Emas 2045, salah satunya adalah kewirausahaan. Untuk itu pada hari keempat kami mengunjungi Kementerian Perdagangan guna menambah wawasan kami tentang dunia ekonomi. Bapak Jerry Sambuaga selaku Wakil Menteri Perdagangan RI berkata bahwa para pemuda harus oprtimis akan perdagangan global sebab data saat ini menunjukkan tren positif kondisi perdagangan Indonesia di berbagai sisi. Dan beliau berharap para pelajar yang tergabung dalam FOR bersiap menghadapi tantangan perdagangan global melalui digitalisasi dan penerapan ekonomi hijau.

Menyongsong peringatan hari kemerdekaan Indonesia ke-79, kami menyemarakkannya bersama Kementerian Sekretariat Negara di Gedung Krida Bhakti Kemensetneg. Disana kami dibekali materi untuk mempersiapkan Indonesia maju juga memperkenal lebih dalam Ibukota Negara Indonesia yang baru. Sepulang dari sana, kami membawa buah tangan berupa tote bag, payung, buku, dan juga pulpen.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) merupakan destinasi terakhir yang kami kunjungi dalam rangakain kegiatan. Untuk menjadi warga negara yang aktif dan bertanggung jawab, kami membutuhkan pengetahuan tentang tahapan pemilu, sejarah pemilu, serta peran berbagai pihak dalam proses tersebut. Sehingga kami para remaja yang merupakan pemilih pemula dapat menjadi pemilih cerdas yang memilih menggunakan rasional bukan perasaan. Sepulangnya dari sana saya mengerti bahwa peran kami sangat penting dalam menentukan masa depan bangsa.

Day 5

Hari ini lebih berwarna dari sebelumnya, karena kami semua memakai pakaian adat khas daerah kami masing-masing yang menampilkan berbagai macam warna dan corak khas. Kami menampilkan cultural performance di Anjungan Riau TMII yang sudah kami persiapkan dari lama. Delegasi DIY sendiri menampilkan nyanyian dan peragaan permainan anak daerah khas Yogyakarta. Selanjutnya, kami menyanyikan salah satu lagu Aditya Sofyan yang bertajuk “Sesuatu di Jogja”. Semua teman-teman kami yang berasal dari seluruh Indonesia kompak turut serta menyanyikan lagu tersebut. Setiap penampilan tidak hanya menunjukkan kekayaan budaya Indonesia, tetapi juga memperkuat rasa persatuan dan kebanggaan di antara kami. makanan khas daerah yang sudah dibawakan setiap delegasi disuguhkan untuk menjadi cemilan sambil menikmati pertunjukan kesenian yang memukau. Di tengah sesi, datanglah Wakil Walikota Bogor periode 2014-2024, Bima Arya Sugiarto untuk menyapa dan memberi wejangan kepada kami. Digelarnya Youth Special Concert yang menampilkan Mentari Novel, penyanyi sekaligus alumni Forum Pelajar Indonesia menjadi puncak acara pada malam hari itu. Forum Pelajar Indonesia ke-13 yang diinisiasi oleh Indonesia Student and Youth Forum (ISYF) secara resmi ditutup pada malam 3 Agustus 2024. Inagurasi ini ditandai dengan pembacaan simbolis “Deklarasi Forum Pelajar untuk Indonesia Emas,” sebuah pernyataan komitmen dari para pelajar Indonesia untuk berkontribusi aktif dalam membangun masa depan bangsa yang gemilang.

Penulis: Anindya Putri Salsabila


Yuk, bagikan halaman ini...
1 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Scroll to Top